Milangkala Desa Tanjung Dimeriahkan Budaya Lokal Seni Gembyung


Surian, maracasumedang.com – Dalam rangka memperingati hari jadi, Milangkala ke-118 Desa Tanjung Kecamatan Surian Kabupaten Sumedang pada Sabtu-Minggu (13-14/7) acara dilaksanakan penuh hidmat dan meriah bagi desa tersebut. Dimana masyarakat hadir dengan antusias untuk menyambut dan menyaksikan kegian peringatan di Desa Tanjung itu.

Selain itu, hadir para Kades dari tiap desa yang ada di Kecamatan Surian, para Tokoh Agama, Tokoh Pendidikan dan Budayawan. Begitu pula hadir di hari berbahagia tersebut dari unsur Pemerintahan Kecamatan, Camat Surian, Kapolsek Surian, Danpos Surian.

Peringatan tersebut diawali dengan suguhan Tari Rampak sebagai menyambut kedatangan para tamu undangan. Sebagai tamu kehormatan hadir Umuh Muhtar selaku Penasehat APDESI Kabupaten Sumedang.
Dalam sambutan Kepala Desa Tanjung Edi Herdiana, mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan yang sudah dapat hadir dan ucapan terima kasih khusus kepada Bapak Umuh sebagai Penasehat APDESI Kabupaten Sumedang yang sudah berkenan hadir di Desa Tanjung.

Untuk menerima kehormatan Umuh Muhtar menyampaikan ucapan bangga kepada Desa Tanjung dalam.kegiatan ini, yang sudah kompak dan mengucapkan,
“Selamat ulang tahun kepada Desa Tanjung yang ke-118, dengan teririing do’a semoga warganya sehat selalu dan desanya maju.”

Sementara itu, Ahmad Syam salah satu warga yang peduli terhadap budaya lokal, di mana Ia menyaksikan acara Milangkala Desa Tanjung. Dikatakannya, “Desa Tanjung Kecamatan Surian Sumedang melaksanakan Milangkala Desa yang ke-118 dan pada hari H dilaksanakan hajat lembur yang dalam acaranya menampilkan kesenian tradisi gembyung. Lalu, tujuannya untuk melestarikan kesenian tradisional Sunda dan menjaga kearifan lokal.”

Sebagaimana diketahui bahwa seni Gembyung merupakan kesenian tradisional yang menggunakan genjring sebagai alat utama. Gembyung pada saat pagelaran selalu menampilkan alunan musik yang sangat tradisional dan juga mengandung unsur yang sangat sakral.

Secara bahasa gembyung berasal dari dua suku kata yaitu Gem dan Yung. Gem berasal dari kata Ageman yang artinya ajaran, pedoman, atau paham yang diikuti oleh manusia, dan suku kata Byung berasal dari kata Kabiruyungan yang artinya kepastian untuk dilaksanakan. Gembyung memiliki nilai-nilai keteladanan untuk dijadikan pedoman hidup. Gembyung pertama kali berkembang pada masa penyebaran Islam. Pada saat itu Gembyung dimainkan oleh para santri pesantren dengan bimbingan sepuh-sepuh.

Hal tersebut dipegang teguh oleh para pemain Gembyung untuk menjaga keaslian seni tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya.
“Alhamdulillah masyarakat senang bahagia, dengan adanya kegiatan ini menjadi sarana hiburan. Ibu-ibu PKK nyanyi lagu “Desa Tanjung Pasti Nanjung dan Sumedang Kota Kamelang”ujar Syam


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *